SMA 15 MKSR & STIKES NH MKSR

SMA 15 MKSR & STIKES NH MKSR
THIS IS US (STIKESNH2013)

Selasa, 11 Februari 2014

Valentine (Say No To Valintine)

PERHATIKAN !! Ini merupakan pendapat ulama islam. Dan postingan ini saya tujukan buat kaum muslimin, bukan untuk non muslim. Baca baik-baik!
Setiap tanggal 14 Februari diseluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia, ada sebuah perayaan yang selalu dirayakan kebanyakan oleh muda-mudi. Valentine's day, begitulah orang-orang menyebutnya. Di hari ini muda-mudi saling bertukar ucapan selamat hari valentine, baik langsung dengan ucapan dari bibir, lewat kartu ucapan, atau dengan tambahan asesoris seperti bunga atau coklat ( wah enak tuh coklat,,,,^_^). Tahukah kalian apa itu hari valentine? Dan bagaimanakah latar belakang diadakanya perayaan ini? Saya yakin banyak dari kalian yang tahu. Tapi kalo kalian belum tahu, silakan kalian tanyain sama mbah google.... Baiklah tanpa panjang lebar saya katakan bahwa kita smua ketahui dari asal-usul valentin bahwa budaya itu berawal dari kebudayaan non muslim. Bagi non muslim itu mungkin tidak bermasalah ( walaupun sebenarnya banyak artikel yang mana non muslim juga mempermasalahkany). Tapi bagaimanakah jika kebudayaan ini di lakukan oleh umat muslim ?? Berikut ini pandangan beberapa ulama seputar hari valentin yang di rayakan oleh umat islam. Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. PERTANYAAN: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Akhir-akhir ini telah merebak perayaan valentine's day, terutama dikalangan para pelajar putri. Padahal ini merupakan hari raya kaum nasrani. Mereka mengenakan pakaian berwarna merah dan saling bertukar bunga berwarna merah. Kami mohon berkenan Syaikh untuk menerangkan hukum perayaan semacam ini, dan apa saran syaikh untuk kaum muslimin sehubungan dengan masalah-masalah seperti ini. Semoga Allah memelihara dan menjaga Syaikh. JAWABAN: Tidak boleh merayakan valentine's day karena : PERTAMA : Bahwa itu adalah hari raya bid'ah, tidak ada dasarnya dalam syari'at. KEDUA : Bahwa itu akan menimbulkan kecengengan dan kecemburuan. KETIGA : Bahwa itu akan menyebabkan sibuknya hati dengan perkara-perkara bodoh yang bertolak belakang dengan tuntunan para salaf. Karena itu pada hari itu tidak boleh ada simbol-simbol perayaan, baik berupa makanan, minuman, pakaian, saling memberi hadiah, ataupun lainya. Hendaknya setiap muslim merasa mulia dengan agamanya dan tidak merendahkan diri dengan menuruti setiap ajakan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari setiap fitnah, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, dan semoga Allah senantiasa membimbing kita dengan bimbingan dan petunjuknya . (FATWA SYAIKH IBNU AL-UTSAIMIN, 5/11/1420 H) Pendapat Ketua Dewan Syari'ah MUI, KH. Ma'ruf Amin " Kalau dilihat perayaannya, tidak mengeluarkan fatwa secara khusus pun itu sudah haram karena banyak yang pesta-pesta, mabuk-mabukan. Jadi menurut saya perayaan tersebut sudah haram. " Ujar Ketua Dewan Syari'ah MUI,KH Ma'ruf Amin kepada okezone, Rabu(13/2/2008) Ma'ruf Amin menjelaskan, yang haram bukan hari valentinya, tapi perayaan yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk memperingati hari cinta tersebut. " Bukan valentinya, namun cara memperingatinya yang haram karena sudah banyak menyimpang. " Imbuhnya. " Orang pasti tahu kalau perayaan sudah diluar aturan agama pasti itu haram. Namun untuk menjaganya kita akan lakukan kajian terlebih dahulu. " Tegasnya. Tambahan: Coba renungkan beberapa hadis berikut ini : " Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka. " (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar). . . Dan valentine's day bukalah ajaran kaum kita (islam). Perhatikan juga yang ini: " Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golongan umatku (umat islam). " (HR. Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya). Coba kita renungkan perkataan seorang sosiolog yang bernama Ibnu Khaldun berikut ini : " Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian , kendaraan, dan bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk disini adalah mengikuti adat istiadat mereka..." ---- Termasuk yang manakah kita, yang menang atau yang kalah?? Silakan renungkan. Dan ingatlah Firman ALLAH SWT. dalam Al-Quranul karim : " ORANG-ORANG YAHUDI DAN NASRANI TIDAK AKAN SENANG KEPADA KAMU HINGGA KAMU MENGIKUTI AGAMA MEREKA. KATAKANLAH " SESUNGGUHNYA PETUNJUK ALLAH ITULAH PETUNJUK (YANG BENAR). " DAN SESUNGGUHNYA JIKA KAMU MENGIKUTI KEMAUAN MEREKA SETELAH PENGETAHUAN DATANG KEPADAMU, MAKA ALLAH TIDAK LAGI MENJADI PELINDUNG DAN PENOLONG BAGIMU. " (QS. Al-Baqarah : 120)

Jumat, 07 Februari 2014

IKD 1

SEJARAH KEPERAWATAN SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA Berbicara tentang sejarah keperawatan di Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga masa yaitu: A. Keperawatan di Masa Kuno Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan. B. Keperawatan di Masa Penjajahan Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi. Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda. Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya diberikan semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan pada masa Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak ( buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain. Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia mengalami masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat, sementara bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi kekurangan. Pendidikan keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti. Banyak perawat yang berhenti bekerja sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan sampai akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan. C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut: 1. Sebelum tahun 1950 : Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. 2. Tahun 1950 : Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR). 3. Tahun 1945 – 1955 : Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan. 4. Tahun 1962 : Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper) milik Depkes di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula 5. Tahun 1955 – 1974 : Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 6. Tahun 1974 : Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR). 7. Tahun 1974 : Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 8. Tahun 1876 : Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit. 9. Pada Januari 1983 : Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. 10. Tahun 1985 : Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) FK UI yang menjadi momentum kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll. 11. Tahun 1999 : Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan). 12. Tahun 2000 : Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan. SEJARAH KEPERAWATAN DI DUNIA Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan keperawatan diawali pada : A. Zaman Purbakala (Primitive Culture) Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan. B. Zaman Keagamaan Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama. C. Zaman Masehi Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital. D. Pertengahan abad VI Masehi Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah. E. Permulaan abad XVI Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat. Pengaruh perang salib terhadap keperawatan : 1. Mulai dikenal konsep P3K 2. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial. Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan: 1. Hotel Dieu di Lion Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini. 2. Hotel Dieu di Paris Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet. 3. ST. Thomas Hospital (1123 M) Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai d ipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.